Kamis, 26 Agustus 2010

Ibu Rumah Tangga VS Wanita Karier

Waktu itu baca salah satu status temen di FB tentang kebingungannya untuk memilih menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya atau berbagi keluarga dengan pekerjaan a.k.a wanita karier. Trus jadi kepikiran juga.. karna banyak jawaban pro dan kontra di status yang ditulis itu sendiri..
Kayaknya masalah ini banyak banget ya dialami sama perempuan dimanapun.
Hidup itu pilihan, sama juga dengan pilihan ketika kita ingin menjadi ibu rumah tangga atau harus mengemban 2 tugas sebagai wanita karier dan juga ratu dalam rumah tangga.
Menurut saya, ngga ada yang salah dari keduanya. dan keduanya punya konsekuensi masing masing.
Ada beberapa kriteria tentang ini :
* ada perempuan yang memang bisa memilih untuk jadi ibu rumah tangga seutuhnya dan segala kebutuhan ( yang bersifat materi ) tetap terpenuhi tanpa harus bekerja keras,
* ada perempuan yang memang harus bekerja untuk membantu finansial keluarga, tanpa bisa memilih apakah dia bisa jadi ibu rumah tangga atau tidak,
*ada perempuan yang memang bisa melakukan kedua peran tanpa harus memilih. dan berarti dia enjoy aja menjalani keduanya

Kalau dari kriteria yang pertama jelas, biasanya perempuan tersebut memang terlahir di kelas atas, kaya dan berkecukupan, dan juga memiliki suami yang juga sangat berkecukupan, berarti tanpa harus bekerja keras, semuanya sudah bisa terpenuhi. pemasukan hanya dari suami dan penghasilan sangat mencukupi. Ibu rumah tangga, yang tidak perlu bersusah payah membersihkan rumah ( soalnya pembantunya banyak, hahahaha ), paling hanya merawat anak, jalan jalan, melakukan sesuatu yang memang menyenangkan. Saya punya sahabat yang termasuk dalam golongan ini, sepertinya dari lahir, memang dia sudah ditakdirkan untuk berada di tempat yang seharusnya. Hidupnya bahagia, dan memang itu adalah pilihan hidupnya.

Kalau dari kriteria yang kedua, biasanya berasal dari kalangan menengah ke bawah, sejak sebelum menikah perempuan tersebut bekerja untuk minimal mengidupi dirinya dan setelah menikah pun harus tetap bekerja, walaupun terkadang suaminya bekerja tetapi belum mencukupi kebutuhan sehari hari, perempuan yang berada di posisi ini sangat tidak memiliki pilihan, apabila dia tidak bekerja, maka apa yang diberikan suami tidak akan mencukupi kebutuhan hidupnya. ada yang bisa menerima kondisi ini dengan ikhlas ( dan biasanya kehidupannya cukup dan bahagia ), tetapi ada juga yang menjalani dengan terpaksa ( akhirnya selalu mengeluh dan menimbulkan rasa tidak nyaman bagi pasangan ).

Dari kriteria ketiga, bisa berasal dari kalangan menengah keatas. perempuan ini memang suka bekerja, dan tetap tidak meninggalkan tanggung jawabnya sebagai seorang istri maupun ibu. Bekerja itu membuka wawasan yang luas, dan menyenangkan untuk perempuan ini, sebagai ibu pun perempuan ini tidak sedikit pun meninggalkan perannya, karna keduanya adalah kewajiban yang harus ia jalani, lelah pastinya.. tapi semua itu adalah pilihan hidup dan pilihan itu yang harus kita jalani.

Saya dilahirkan dari ibu yang memang sejak muda sudah bekerja, ibu saya diajarkan bahwa sebagai perempuan itu tidak boleh bergantung kepada laki laki sepenuhnya, karna sewaktu waktu kita ditinggalkan, maka kita tidak punya apa apa lagi untuk digenggam. itu juga yang diajarkan ibu saya kepada saya. Sejak kecil, saya tidak pernah merasa ditinggalkan oleh ibu yang bekerja, saya malah merasa bangga terhadap ibu saya, saya tidak pernah kekurangan sedikit pun kasih sayang dan perhatian walaupun ibu saya bekerja

-----bersambung------